Site icon listen | read | watch | discuss

Apa itu Auto Rejection?

Auto rejection? apaan sih itu? Meskipun rejection artinya penolakan, namun dalam dunia saham, auto rejection adalah mekanisme perdagangan saham yang bertujuan untuk melindungi investor!

Auto Rejection dapat didefinisikan sebagai pembatasan minimum dan maksimum dari suatu penurunan dan kenaikan harga suatu saham dalam jangka satu hari perdagangan di bursa saham. Sehingga dalam sistem bursa dipastikan menolak order beli atau jual yang masuk secara otomatis apabila harga saham telah melampaui batas bawah atau atas yang telah ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia. Kenapa ada Auto rejection ? ini di diterapkan supaya nasabah mendapatkan kepastian perdagangan saham berjalan dalam kondisi wajar.

Auto Rejection Atas
Saham yang naik signifikan hingga menyentuh batas atas yang ditetapkan bursa akan mengalami AutoRejection Atas (ARA). Ciri-ciri saham yang terkena ARA adalah tidak ada lagi order di antrian jual (offer) . Contohnya, saham X ditutup di harga Rp3.000 kemarin. Batasan auto rejection pada harga saham ini adalah sebesar 25%. Kenaikan harga saham X pada hari ini maksimal adalah: Rp3.000 + (Rp3.000 x 25%) = Rp3.750. Jika saham X telah melampaui harga Rp3.750 maka saham X akan terkena ARA.

Auto Rejection Bawah
Autorejection Bawah (ARB) terjadi ketika harga saham turun secara signifikan. Ciri-ciri saham yang terkena ARB adalah tidak ada lagi order di antrian beli (bid) . Contohnya, saham Y ditutup di harga Rp5.000 kemarin. Batasan auto rejection yang berlaku sejak pandemi adalah sebesar 7%. Penurunan harga saham Y maksimal adalah Rp5.000 – (Rp5.000 x 7%) = Rp4.650. Jika saham Y telah mencapai batas bawah di harga Rp4.650, maka saham Y akan terkena ARB.

Batasan Auto Rejection
Persentase batasan Auto Rejection yang berlaku dapat dilihat di website Bursa Efek Indonesia.

Batasan auto rejection yang berlaku saat ini sesuai Keputusan Direksi Nomor Kep-00023/BEI/03-2020 antara lain:


Catatan

Manfaat ARB dan ARA Saham

Penetapan ARA dan ARB oleh BEI bertujuan untuk menjaga agar pergerakan saham dalam satu hari tidak terlalu ekstrem. ARA digunakan untuk memastikan bahwa kenaikan harga saham tidak terlalu tinggi. Sementara itu, ARB diterapkan dengan tujuan agar harga saham tidak jatuh ke terlalu rendah. 

Seorang trader bisa memperoleh keuntungan ketika mampu membeli saham dengan harga murah dan menjualnya secara mahal. Sistem ARA bekerja untuk memberi jaminan agar trader melakukan pembelian saham dengan harga yang relatif normal. 

Sementara itu, ARB merupakan perlindungan sistem terhadap perusahaan dan para penjual saham. Autorejection ini dapat mencegah nilai saham jatuh ke titik ekstrem. Dengan begitu, potensi kerugian akibat harga saham yang rendah dapat diminimalkan. 

Apa yang perlu diperhatikan investor terhadap saham yang terkena ARA atau ARB? Saham yang sering terkena ARA atau ARB lebih cocok untuk trader yang sudah berpengalaman, terutama yang terbiasa dengan perubahan harga dalam hitungan detik, menit atau jam. Kalau kamu baru saja mulai investasi saham, sebaiknya hindari saham yang terkena ARA atau ARB. Faktor yang mempengaruhi kenaikan atau penurunan harga saham secara signifikan bisa bermacam-macam, mungkin saja sahamnya kurang likuid sehingga harganya mudah naik atau turun. Bisa juga ada berita atau rumor yang digunakan oleh bandar untuk menggerakan saham terkait. Jadi, pastikan kamu mengetahui risiko dari saham ARA atau ARB sebelum membelinya yah!

Nah, itulah pengetahuan tentang sistem ARB dan ARA saham yang perlu Anda ketahui. Hanya saja, saham ARA dan ARB bukanlah pilihan yang tepat bagi trader pemula. Opsi saham ini lebih sesuai bagi mereka yang telah malang melintang di bursa saham. Sebagai gantinya, Anda dapat mempertimbangkan saham yang harganya tidak terlalu fluktuatif.

Exit mobile version