Site icon listen | read | watch | discuss

Arsitektur Desain Interior Restoran Korea

Arsitektur Desain Interior Restoran Korea

Arsitektur Korea

Seni khas Korea jarang menunjukkan kemegahan tidak seperti seni yang berasal dari Tiongkok atau Jepang. Seni Korea lebih mengutamakan kesederhanaan dan spontanitas. (Service, Korean Overseas Culture and Information, 1998). Salah satunya pada arsitekturnya, arsitektur Korea banyak dipengaruhi dari ajaran Buddha, filosofi Cina (yin and yang), taoisme, dan konfusianime.(Korean Culture and Information Center, 1988).

Hingga sekarang, arsitektur Korea telah banyak mengalami perubahan dikarenakan adanya moderenisasi. Orang – orang mulai menempati semenanjung Korea pada masa prasejarah. Budaya neolitikum yang diperkirakan telah terjadi diantara tahun 10000 SM – 8000 SM. Berikut ini adalah perubahan arsitektur Korea:

  1. Pit House:
  2. Pit House:
  3. Stilts House:
  4. Hanok:
  5. Integrasi dengan budaya modern:
  6. Urban-type Hanok:
  7. Yangok:

Tipologi Arsitektur Korea

Pengertian tipologi menurut KBBI adalah ilmu atau watak tentang manusia dalam golongan – golongan menurut corak watak masing – masing. Sedangkan arsitektur menurut KBBI adalah seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan dan sebagainya. Berdasakan pengertian – pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tipologi arsitektur adalah sebuah pengelompokkan atau pengklasifikasian objek bangunan berdasarkan sifat – sifat dari bangunan tersebut yang dapat berupa struktur, bentuk, warna, ukuran, dsb. Masyarakat Korea mempercayai bahwa alam semesta terdiri atas 3 komponen utama yaitu langit, bumi dan manusia. Dan masyarakat Korea juga mempercayai bahwa angka 3 adalah angka keberuntungan. Sehingga ideologi ini juga diterapkan pada arsitektur Korea (Townsend, 2015) Arsitektur Korea yang pertama kali ditemukan pada sekitar tahun 10000SM – 8000SM adalah sebuah rumah penduduk yang disebut cara menggali tanah yang ditutupi dengan atap. Pada arsitektur Korea, PitHouse disebut dengan hyeolcheo dan selain itu ditemukan bentuk rumah lainnya yaitu rumah panggung yang disebut sogeo yang umumnya dibangun dengan kayu sebagai material utama. Arsitektur Korea mengalami perubahan dengan mengadaptasi struktur bangunan Tiongkok dan perubahan ini mulai terjadi pada masa kekuasaan Dinasti Han (220SM – 206SM) (BongHee, 2016). Pada masa ini, masyarakat mulai membangun rumah dengan struktur kayu yang diadaptasi dari arsitektur Tiongkok.

Gambar Struktur Arsitektur Korea

(Sumber: A Cultural History of Korean House (BongHee, 2016))

Pit-House yang umumnya berbentuk lingkaran mengalami perubahan bentuk menjadi persegi panjang dan menjadi lebih kompleks. Beberapa tapak lantai yang kompleks diadaptasi dari bentuk tulisan mandarin yaitu 凸 (cheol) dan 呂 (yeo). Struktur bangunan yang mulanya berada di dalam tanah diubah menjadi di atas tanah serta penggunaan pilar – pilar sebagai kolom penahan rumah agar rumah tidak roboh. Pilar atau kolom dibangun di atas batu tanpa menggunakan semen. Bentuk pilar pada rumah tradisional Korea berbentuk persegi dan lingkaran. Biasanya bentuk lingkaran hanya digunakan pada rumah – rumah bagi kaum bangsawan tetapi lebih sering digunakan pada bangunan penting seperti bangunan kerajaan ataupun kuil dan bentuk persegi digunakan pada rumah – rumah penduduk umumnya.

Pada bangunan tradisional Korea, terdapat tiga karakteristik pada struktur kolom kayu diantaranya adalah Guisoseum, Anssolim, dan Baheulim. Ketiga karakteristik ini mengacu pada pengaturan ukuran pada kolom. Guisoseum adalah teknik dengan menambahkan ketinggian pada kolom dari sisi tengah ke sudut bangunan sehingga menciptakan ilusi tinggi yang sejajar.

Gambar Guisoseum

(Sumber: Korean Architecture: Breathing With Nature (2012))

Anssolim adalah teknik yang dimana sisi kolom dimiringkan ke bagian atas kolom. Teknik ini memberikan ilusi dimana kolom terlihat vertikal pada setiap sudut bangunan hingga terlihat condong ke dalam dan tidak stabil.

Gambar Anssolim

(Sumber: Korean Architecture: Breathing With Nature (2012))

Dan Baeheulim adalah jenis kolom yang dimana diameter bagian sudut atas kolom berukuran lebih kecil daripada bagian tengah kolom. Teknik ini umumnya dianggap sebagai bagian dari estetika bangunan untuk menghindari kolom terlihat lebih kecil pada bagian tengah dan untuk memberikan kesan yang kuat dalam menopang atap yang berat.

Gambar Baeheulim

(Sumber: https://www.alamy.com/close-up-of-exterior-corner-roof-of-the-summerpalace-painted-red-image7240813.html)

Satu ciri khas Hanok adalah terdiri atas 3 elemen yang diantaranya adalah pangs (ruang tertutup individual), daechung (koridor utama dalam bagian rumah) dan puok (dapur). Dapur merupakan salah satu bagian penting dari rumah dikarenakan fungsinya yang sebagai tempat untuk memasak dan juga sebagai sistem pemanas ruang yang disebut dengan ondol. Ondol mulai ditemukan pada zaman logam. Sistem pemanas ditemukan dengan adanya tungku yang disebut dengan agungi didalam rumah yang memanjang membentuk cerobong asap (yeondol) pada lantai yang tersambung dengan cerobong sederhana yang terdapat diluar rumah. Ondol pertama kali hanya digunakan untuk orang tua dan orang sakit bagi kalangan bangsawan.

Ondol mulai diadaptasi untuk interior dalam rumah saat sistem kerja ondol telah mengalami penyempurnaan. Lantai dalam rumah diganti dengan permukaan batu yang bersih. Perubahan ini mempengaruhi seluruh komposisi ruang dan karakteristik fisik rumah. Salah satunya, Ondol harus dibangun bersebelahan dengan dapur untuk menghemat bahan bakar yang digunakan. Agar api yang digunakan dapat bekerja sekaligus untuk memasak dan sistem pemanas, maka dibangun sebuah tungku yang disebut dengan buttumak.

Gambar Buttumak

(Sumber: A Cultural History of Korean House (BongHee, 2016))

Gambar 2.33 Tata Letak Ruang pada Hanok

(Sumber: A Cultural History of Korean House (BongHee, 2016))

Umumnya dapur dibangun pada sisi timur atau tenggara bagian rumah yang menyatu dengan anbang atau ruang khusus wanita. Hal ini dikarenakan dapur dianggap sebagai tempat suci bagi wanita. Lantai pada ondol biasanya berukuran 90cm diatas lantai dapur. Untuk menjangkau Ondol, pada teras rumah biasanya akan diberikan sebuah batu sebagai tangga untuk masuk kedalam ruangan. Sistem ini akan dipasang apabila di depan Ondol terdapat sebuah teras (maru).

Gambar Maru

(Sumber: A Cultural History of Korean House (BongHee, 2016))

Urban-type Hanok

Urban adalah sesuatu yang bersifat kekotaan. Dalam ilmu arsitektur urban dapat dikenal artikan sebagai proses pembentukan karakter untuk kelompok bangunan pada sebuah lingkungan secara keseluruhan. Urbantype Hanok dapat diartikan sebagai Hanok yang telah mengalami perubahan bentuk dan karakter berdasarkan lingkungan sekitarnya. Setelah Perang Korea berakhir, sekitar pada tahun 1950 – 1968, Urbantype Hanok mulai dibangun dengan mengadaptasi struktur pembangunan modern. Sejak tahun 1970-an, pengaruh barat mulai perlahan mempengaruhi bentuk dari Hanok. Beberapa interior mulai mengalami perubahan seperti penempatan kamar mandi di dalam rumah, pergantian material pada jendela dan pintu, perubahan pada dapur. Perubahan bentuk pada Hanok menyebabkan Hanok mengalami perubahan fungsi namun tetap mempertahankan bentuk tradisional dari Hanok itu sendiri. Namun, meskipun Hanok banyak mengalami perubahan dari bentuk tradisonalnya, pembangunan Hanok mulai meningkat dikarenakan fungsi bangunannya yang eco-friendly.

Pada Hanok tradisional, penggunaan material masih menggunakan material – material alami seperti tanah liat, batu, kayu. Bentuk pada Hanok tradisional dipengaruhi oleh wilayah Hanok tersebut dan selain itu juga dipengaruhi oleh status sosial masyarakat (kasta terbawah, kasta bawah, kasta menengah, kasta teratas)

Gambar Hanok Kasta Terbawah

(sumber: https://id.pinterest.com/pin/13299761376658351/)

Gambar Hanok Kasta Bawah

(sumber: http://www-2.knu.ac.kr/~heesop/)

Gambar Hanok Kasta Menengah

(sumber: http://m.blog.daum.net/a4444a/17372201)

Gambar 2.38 Hanok Kasta Teratas

(sumber: http://www.kmaru.com/bbs/board.php?bo_table=life_board&wr_id=316&page=7& sca=G-HOUSE&page=7)

Komposisi pada Urban-type Hanok

Urban-type Hanok merupakan bentuk perpaduan antara rumah tradisional Korea dengan gaya hidup kontemporer sehingga Hanok mengalami modernisasi dalam pengaplikasiannya dan juga interiornya. Bentuk tradisional layout juga mengalami perubahan selama beberapa dekade untuk mengakomodasi kebutuhan generasi yang akan datang serta penggunaan material modern untuk mengganti sistem kontruksi tradisional.

Gambar Interior Urban-type Hanok

(sumber: Ji Hee.P, 2011)

Bentuk perubahan pada Urban-type Hanok diantaranya adalah:

  1. Dapur

Pada Hanok tradisional, dapur berukuran kecil dan padat. Posisi dapur terletak di sudut rumah sedangkan pada Urban-type Hanok, dapur dipindahkan ke bagian tengah rumah engan ukuran yang telah diperbesar untuk mengakomodasi aktivitas di dalam dapur.

Gambar 2.40 Modern Hanok Kitchen

(sumber: www.booking.com/hotel/kr/hanok-guesthouse-202.en-gb.html)

Pada Hanok tradisional, tidak ada ruang makan tertentu. Makanan biasanya disajikan di atas meja kecil tanpa ruangan khusus. Pada Urban-type Hanok, biasanya terdapat ruangan kecil yang digunakan sebagai ruang makan.

Gambar Modern Hanok Dining Room

(sumber: Stathaki. E, 2018)

Rumah tradisional Korea dikenal dengan penggunaan sebuah ruangan yang difungsikan sebagai ruangan serba guna tetapi pada Urban-type Hanok penggunaan ruang kerja mulai difungsikan pada sebuah ruangan khusus.

Gambar Office Space in Hanok

(sumber: www.countryhome.co.kr/atl/view.asp?a_id=5734/)

Pada Hanok tradisional, kamar mandi terpisah dari dalam bangunan. Sedangkan pada Urban-type Hanok, kamar mandi dibangun di dalam rumah.

Gambar Modern Hanok Bathroom

(sumber: www.countryhome.co.kr/atl/view.asp?a_id=5734,)

Pada Urban-type Hanok, kamar tidur telah menggunakan tempat tidur modern sedangkan masyarakat tradisional tidur diatas lantai beralaskan sebuah matras.

Gambar 2.44 Modern Hanok Bedroom (sumber: http://blog.kozaza.com/wpcontent/uploads/2014/04/056.jpg)

Hanok selalu memiliki teras yang berupa ruang terbuka menghadap ke bagian halaman rumah yang diantaranya dikenal dengan Numaru (마루), Toemaru (툇마루), dan Daechoengmaru (대 청마루).

Gambar Teras pada Hanok

(sumber: Young-Chae.P, 2017)

Bagian taman biasanya terdapat disekitar rumah ataupun di tengah bangunan. Penanaman bunga dan pohon serta penambahan rumput memberi kesan alam pedesaan.

Gambar Taman

(sumber: https://id.pinterest.com/pin/527906387541372746/)

Ornamen merupakan salah satu bagian terpenting dari Hanok. Ornamen pada Hanok biasanya diterapkan pada pintu dan jendela.

Gambar Ornamen

(sumber: https://www.pintower.com/media/588775351265102491)

Konstruksi pada Urban-type Hanok

Mulai dari tahun 1970-an, pengaruh barat perlahan mengubah bentuk dari Hanok. Sistem konstruksi yang saat ini sering digunakalah menggunakan baja sebagai struktur utama bangunan. Penggunaan material dan teknologi modern dianggap menguntungkan karena biayanya yang lebih murah tanpa mempengaruhi estetika bangunan Hanok.

Sistem konstruksi yang terdapat pada Hanok diantaranya adalah :

  1. Pondasi

Pada Hanok terdapat, 3 jenis pondasi yang umum digunakan diantaranya:

Teknik pondasi ini menggunakan beton yang berbentuk persegi atau lingkaran yang terletak disekeliling luar bangunan yang diletakkan pada dasar bangunan secara vertikal dengan kayu ataupun baja yang dihubungkan ke bagian bawah struktur bangunan dengan menggunakan balok horizontal.

Gambar Pier and Footing Foundation

(sumber: Application of Design Method New Contemporary Hanok for The American Market (2015))

Teknik ini menggunakan dinding beton yang dituangkan pada pijakan beton yang diperkuat dengan menggunakan batang baja. Jenis pondasi ini biasanya digunakan untuk menghubungkan lantai dan plat.

Gambar Raised Perimeter Foundation

(sumber: Application of Design Method New Contemporary Hanok for The American Market (2015))

Teknik pondasi yang paling umum digunakan di Korea dikarenakan biaya yang dibutuhkan lebih rendah daripada teknik pondasi yang lainnya. Teknik ini menggunakan teknik penggalian untuk mempercepat pembangunan. Umumnya instalasi saluran air dan instalasi pemanas ruang (ondol) ditanam di dalam tanah di bawah plat yang menjadi dasar pondasi.

Gambar Concrete Slab Foundation

(Sumber: Application of Design Method New Contemporary Hanok for The American Market (2015))

Pada Urban-type Hanok, saluran air ditempatkan di dalam tanah yang ditutupi dengan lantai beton. Dan sistem pemanas (ondol) di tempatkan pada saluran air panas atau pada sistem pemanas elektrik.

Gambar Instalasi Saluran Air

(Sumber: Application of Design Method New Contemporary Hanok for The American Market (2015))

Konstruksi pada Hanok modern menggunakan kolom dan balok yang disusun secara horizontal. Hanok modern mengunakan sekrup untuk mengunci joint.

Gambar Joint pada Struktur Rangka Dinding

(sumber: Application of Design Method New Contemporary Hanok for The American Market (2015))

Hanok memiliki struktur atap yang sangat kompleks. Bentuk sudut atap melancip dan memanjang. Garis atap umumnya memiliki bentuk yang menyerupai kipas. Pada atas kolom terdapat balok yang disusun secara melintang yang dapat terlihat dengan jelas pada bagian langit – langit.

Gambar Bentuk Atap Hanok

(sumber: Application of Design Method New Contemporary Hanok for The American Market (2015))

Pada Hanok tradisional, pintu dan jendela dilapisi dengan kertas yang disebut dengan Hanji. Penggunaan Hanji banyak digantikan dengan kaca ataupun akrilik pada Hanok modern.

Gambar 2.54 Urban-type Hanok Doors and Window

Desain Interior

Desain interior adalah merencanakan, menata ruangan dalam suatu bangunan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan akan sarana berlindung dan aktivitas bagi penghuninya (Ching, 1996). Desain interior bertujuan untuk penghuninya dapat beraktivitas dalam ruangan secara efektif dan nyaman (Dodsworth, 2009). Berdasarkan definisi – definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa desain interior merupakan sebuah perancangan tata ruang bangunan untuk mewadahi dan kebutuhan penghuninya agar merasa nyaman dan aman.

Elemen Interior

Elemen dasar interior adalah unsur – unsur utama yang membentuk bidang dan ruang pada interior. Elemen dasar interior menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014) terdiri atas beberapa unsur diantaranya:

  1. Garis

Garis adalah dua titik yang digabungkan pada bidang yang berbeda. Garis memilik panjang tetapi tidak memiliki lebar dan tinggi. Garis terdiri atas garis lurus, garis lengkung dan garis majemuk.

Gambar Jenis-Jenis Garis

(Sumber: blog.elevania.co.id/jenis-jenis-garis-dalam-seni-rupa-besertapenjelasannya)

Bentuk merupakan suatu sosok geometris yang terdiri atas dua dimensi dan tiga dimensi. Pada dasarnya bentuk memiliki bentuk primer yaitu segitiga, bujur sangkar dan lingkaran.

Gambar Jenis – jenis bentuk

(Sumber: http://mandansetengah.blogspot.com/2010/03/caramenyenangkan-hati-bos-menurut-tipe.html)

Bentuk juga dapat dikategorikan kedalam beberapa pengorganisasian yang diantaranya:

Gambar Bentuk Terpusat

(Sumber: Teori Interior (Wicaksono & Tisnawati, 2014))

Gambar Bentuk Linear

(Sumber: Teori Interior (Wicaksono & Tisnawati, 2014))

Gambar Bentuk Radial

(Sumber: Teori Interior (Wicaksono & Tisnawati, 2014))

Gambar Bentuk Cluster

(Sumber: Teori Interior (Wicaksono & Tisnawati, 2014))

Gambar Bentuk Grid

(Sumber: Teori Interior (Wicaksono & Tisnawati, 2014))

Bidang adalah sebuah luas yang ditentukan oleh unsur – unsur lainnya seperti garis, warna, tekstur, nilai, dll. Bidang dibatasi dengan dua dimensi yaitu panjang dan lebar. Menurut jenisnya, bidang dibagi menjadi tiga yaitu bidang atas, bidang dinding dan bidang dasar.

Gambar Bidang

(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Bidang_(geometri))

Ruang merupakan bentuk tiga dimensi tanpa batas. Ruang memiliki panjang, lebar, tinggi, posisi, orientasi, serta permukaan.

Gambar Ruang

(Sumber: https://www.intmath.com/vectors/6-3-dimensional-space.php)

Cahaya adalah unsur interior yang berperan dalam mempengaruhi atmosfer ruang dan mendukung fungsi ruang. Pada ilmu interior, pencahayaan dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

Gambar Pencahayaan Alami

(Sumber: www.indonesianfree.com/kreativitas/home-decor/desain-rumahdengan-pencahayaan-alami)

Gambar Pencahayaan Buatan

(Sumber: www.urbankompas.com/kenali-ragam-jenis-pencahayaan-rumahpaling-populer/)

Pada dasarnya, warna terbagi dalam tiga jenis yaitu warna primer, warna sekunder dan warna tersier. Dalam ilmu arsitektur dan interior, warna berperan dalam menimbulkan kesan terhadap ruang dan dapat menimbulkan efek psikologis tertentu terhadap orang yang melihatnya.

Pola adalah bentuk dekoratif yang dapat diterapkan secara berulang – ulang kali. Pola juga disebut sebagai susunan sebuah desain pada suatu objek.

Gambar Pola

(Sumber: https://pixabay.com/id/illustrations/diamond-pola-berlian-polamosaik-2246493/)

Tekstur merupakan nuansa, penampilan ataupun konsistensi sebuah permukaan yang biasanya berkaitan dengan material yang digunakan.

Gambar Tekstur

(Sumber: https://pixabay.com/id/illustrations/background-kayu-tekstur-kayu1566749/)

Penjelesan mengenai unsur – unsur elemen interior diartikan sebagai unsur yang membentuk suatu ruang.

Elemen Pembentuk Ruang

Ruang interior dapat dibentuk apabila terdiri dari beberapa bidang dua dimensi. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), ruang pada interior terdiri atas:

  1. Lantai

Lantai merupakan bidang bawah pada sebuah ruang. Lantai biasanya terdiri atas beberapa sub laintai sebagai pendukung. Sub lantai banyak digunakan sebagai tempat menyembunyikan kabel listrik, pipa, dan utilitas lainnya.

Dinding adalah bidang struktur vertikal yang biasanya berbentuk padat dan digunakan untuk membatasi area atau ruangan. Terdapat tiga jenis utama dinding strukturan, yaitu bangunan tembok, dinding pembatas atau partisi dan dinding penahan (bearing wall). Dalam kontruksinya, dinding memiliki elemen struktural, isolasi, dan elemen finishing.

Atap merupakan bidang atas yang biasanya digunakan untuk menutup ruang. Atap dapat diklasifikasikan melalui tampilan dan konstruksi pemasangannya.

Menurut Karso (2010), elemen pembentuk ruang adalah sebuah struktur wadah ruang kegiatan yang dapat diklasifikasikan menjadi satu kesatuan struktur. Elemen pembentuk ruang terdiri dari:

Menurut Ching dalam Karso (2010), pintu merupakan akses fisik bagi penghuni ruang, perabot dan benda – benda lainnya dari satu ruang ke ruang lainnya. Pintu juga merupakan salah satu alat pengendali keluar masuknya cahaya, suara, udara, dan suhu.

Jendela merupakan salah satu bagian terang pada dinding sebagai penyatu ruang interior dengan ruang luar atau dengan ruang interior yang berada disebelahnya. Jendela juga merupakan salah satu akses dalam pembentukan penahayaan alami.

Berdasarkan informasi diatas, dapat disimpulkan bahwa elemen pembentuk ruang terdiri atas 2 jenis yaitu elemen struktural (lantai, atap, dinding dan sirkulasi) dan elemen non struktural (pintu dan jendela).

Adaptasi Ruang

Adaptasi berasal dari bahasa Latin yaitu ad yang berarti untuk dan adaptare yang berarti menyesuaikan. Menurut KBBI adaptasi adalah penyesuaian materi sesuai kebutuhan atau perubahan suatu materi menjadi bentuk yang baru. Ruang menurut Aristoteles ruang adalah sebuah tempat yang menjadi lokasi dimana setiap elemen fisik berada.

Adaptasi pada arsitektur adalah penerapan pekerjaan – pekerjaan utama to adjust (penyesuaian), re-use (penggunaan kembali) atau upgrade (peningkatan) sebuah bangunan sesuai dengan kondisi barunya (Parliana, 2010). Adaptasi ruang dalam interior adalah bentuk penerapan elemen – elemen interior dari sebuah gaya atau bentuk bangunan yang kemudian disesuaikan dengan kondisi ruang baru yang dapat mengalami perubahan bentuk pada masing – masing elemen interior.

Restoran

Menurut Atmodjo (2005) restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisir secara komersil, yang memberikan pelayanan kepada pelanggannya baik berupa makanan atau minuman.

Menurut Soekresno dalam Pradinata (2014) restoran adalah sebuah tempat usaha komersial yan menyediakan jasa pelayanan kepada pelanggan yang dikelola secara professional berupa makanan dan minuman kepada umum.

Menurut Keputusan Menteri Parawisata, Pos dan Telekomunikasi No.KN.73/PVVI05/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha Rumah Makan, adalah “Suatu usaha yang menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial”.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa restoran merupakan sebuah usaha yang bergerak dibidang pelayanan makanan dan minuman yang bersifat komersil.

Read more:

Klasifikasi Restoran

Menurut Atmodjo (2005), restoran dapat diklasifikasikan berdasarkan kegiatan makanan dan minuman yang disediakannya, yaitu:

  1. Ala Carte yaitu Restoran yang menyajikan menu lengkap tanpa ada aturan yang mengikat.
  2. Table d’Hotel yaitu Restoran yang menyajikan menu lengkap dari hidangan pembuka hingga hidangan penutup dan biasanya berkaitan dengan hotel.
  3. Continental Restaurant yaitu Restoran yang memberikan kebebasan kepada penunjung untuk menyajikan makanannya sendiri
  4. Cafetaria yaitu Berupa tempat yang menyajikan makanan ringan seperti roti dan sandwich serta minuman – minuman ringan yang biasanya terdapat dengan sebuah kantor.
  5. Canteen yaitu Berupa tempat yang menjual makanan dan minumannya dengan harga yang terjangkau.
  6. Carvery yaitu Merupakan sebuah restoran yang biasanya terdapat pada sebuah penginapan kecil seperti motel yang menyajikan makanan sederhana.
  7. Coffee Shop yaitu Berupa tempat yang biasanya menjual makanan – makanan ringan seperti dessert dan menjual berbagai macam kopi dengan suasana yang santai
  8. Fish and Chip Shop yaitu Restoran yang biasanya menyajikan makanan dengan menu ikan sebagai hidangan utama.
  9. Pizzeria yaitu Restoran yang menyajikan pizza dan pasta sebagai hidangan utamanya.
  10. Grill Room yaitu Restoran yang menyajikan menu masakan panggan atau barbekyu sebagai hidangan utama.
  11. Discotheque yaitu Berupa tempat makan dan minum yang menyuguhkan suasana dengan musik yang hingar bingar sebagai daya tariknya dan biasanya makanan yang disajikan adalah makanan cepat saji dan minuman – minuman beralkohol.
  12. Intravern yaitu Restoran kecil dipinggir kota yang biasanya menyajikan makanan cepat saji.
  13. Creeperie yaitu Restoran yang menyajikan berbagai menu crepes.
  14. Pub yaitu Restoran yang menyajikan minuman – minuman beralkohol.
  15. Specialty Restaurant yaitu Restoran yang menyajikan makanan dan minuman dengan tema khusus. Biasanya berupa makanan – makanan dari negara tertentu.
  16. Terrace Restaurant yaitu Restoran yang biasanya terletak diluar ruangan yang biasanya merupakan bagian dari fasilitas hotel.
  17. Gourment Restaurant yaitu Restoran yang diperuntukkan bagi orang – orang yang memahami citarasa makanan yang lezat dengan harga yang mahal.
  18. Family Restaurant yaitu Restoran yang menyuguhkan suasana nyaman dan santai yan biasanya diperuntukkan bagi sebuah keluarga atau rombongan tertentu.
  19. Main Dining Room yaitu Restoran yang bersifat resmi dalam bentuk pelayanannya yang biasanya terdapat ada sebuah hotel dan pada umumnya pengunjungnya menggunakan pakaian formal.

Berdasarkan jenis – jenis restoran diatas Restoran Korean termasuk dalam kategori Specialty Restaurant dan Family Restaurant karena restoran ini menyajikan makanan khas dari negara Korea.

Menurut Seokresno, klasifikasi restoran dibagi menjadi tiga berdasarkan sistem pengelolaan dan sistem penyajiannya, yaitu:

  1. Formal Restaurant

Restoran formal adalah restoran yang pengelolaannya dilakukan secara komersial dan ekslusif. Ciri – ciri restoran formal:

Restoran informal adalah restoran yang pengelolaannya mengutamakan kecepatan dan kepraktisan. Ciri – ciri restoran informal:

Specialties restaurant adalah restoran yang pengelolaannya menyajikan makanan – makanan tertentu dari suatu negara dan diikuti dengan sistem penyajiannya. Ciri – ciri specialties restaurant:

Berdasarkan jenis – jenis restoran diatas Restoran Korean termasuk dalam kategori specialties restaurant karena menyajikan makanan – makanan khas Korea.

Hidangan Korea

Masakan khas Korea memliki ragam jenisnya dan tidak dapat dikategorikan dengan beberapa jenis bumbu masakan. Di sisi lain, makanan Korea sering dibanggakan oleh masyarakat Korea karena dianggap sebagai makanan sehat dikarenakan makanan Korea banyak menyajikan berbagai jenis sayuran dalam hidangannya (Pettid, 2008). Hidangan Korea terdiri atas beberapa jenis yang diklasifikasikan berdasarkan jenis makanannya diantaranya sebagai berikut:

  1. Casual Food.

Casual food merupakan makanan yang disajikan sehari – hari oleh masyarakat Korea seperti bap (nasi), juk (bubur), guk, tang (sup), kimchi (makanan pendamping), dll. Bentuk penyajian makanan ini biasanya disajikan dimeja makan.

Gambar Penyajian Makanan Korea

(Sumber: http://15makanankoreaselatan.blogspot.co m/2016/10/15-makanan-khas-koreaselatan-paling.html)

Korean BBQ adalah makanan panggang khas Korea yang mana biasanya pada restoran BBQ, pelanggan disuguhkan bahan mentah untuk dibakar sendiri. Makanan disajikan dalam satu tempat khusus memanggang yang dipasang pada meja makan.

Gambar Korean BBQ

(Sumber: https://www.nytimes.com/2017/11/14/dinin g/cote-review-korean-barbecue.html)

Makanan perayaan adalah makanan – makanan tertentu yang hanya dikonsumsi pada suatu perayaan tertentu misalnya pada upacara pernikahan, upacara kematian, peringatan kematian, perayaan ulang tahun, dan lainnya. Biasanya makanan berupa makanan utama dan manisan.

Gambar 2.16 Makanan Perayaan

(Sumber: https://coppamagz.com/specialperayaan-chuseok-di-korea-selatan/)

baca juga :

Exit mobile version