Review  

Menulis itu mudah yuk mulai menulis

Banyak orang menyadari bahwa betapa pentingnya memiliki keterampilan penulisan artikel. Berbagai kendala atau persoalan masih menyelimuti ketika melakukan aktivitas menulis, khususnya menulis artikel hasil kajian pustaka, seperti
bagaimana menggali atau mendapatkan masalah/topik tulisan yang baik dan bagaimana menuangkannya menjadi sebuah tulisan yang baik. Berdasarkan hal itu bagaimana meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menulis
artikel hasil kajian pustaka.

  • Kejelasan Judul
  • Kejelasan Abstrak
  • Kejelasan latar belakang masalah pada pendahuluan
  • Kejelasan Rumusan Masalah dan Tujuan
  • Kejelasan Pembahasan
  • Kejelasan Penutup
  • Tata Tulis dan Bahasa Artikel
  • Kemutakhiran kepustakaan dan ketepatan penulisan daftar pustaka

PENGERTIAN JURNAL ILMIAH DAN ARTIKEL ILMIAH

Pengertian Jurnal Ilmiah

Jurnal ilmiah adalah sebuah publikasi yang diterbitkan secara berkala oleh suatu organisasi profesi atau institusi akademik yang memuat artikel-artikel yang merupakan produk pemikiran ilmiah secara empiris (artikel hasil penelitian) maupun secara logis (artikel hasil pemikiran) dalam bidang ilmu tertentu.

Adnan, dkk., (2005, p.5) menyebut jurnal ilmiah sebagai forum komunikasi bagi anggota masyarakat ilmiah disiplin ilmu tertentu. Karena dibaca oleh anggota masyarakat tertentu, maka jurnal ilmiah harus menyajikan artikel-artikel yang sesuai dengan minat dan kepentingan tersebut.

Isi dari jurnal ilmiah adalah artikel ilmiah (research article) yakni tulisan yang berisi laporan sistematis mengenai hasil kajian atau hasil penelitian yang disajikan bagi masyarakat ilmiah tertentu, yang merupakan audiens khusus dengan tujuan menyampaikan hasil kajian dan kontribusi penulis artikel kepada mereka untuk dipikirkan, dikaji kembali, dan diperdebatkan, baik secara lisan maupun secara tertulis. Yang dimaksud dengan laporan yang sistematis adalah laporan yang disusun dengan mengikuti struktur dan format yang berlaku dalam suatu jurnal ilmiah. Sedangkan yang
dimaksud dengan hasil kajian adalah hasil pemikiran intensif tentang suatu topik, sedangkan hasil penelitian umumnya lebih spesifik, karena harus melibatkan data, yang dipublikasikan di jurnal ilmiah, laporan dari surat kabar atau majalah, wawancara, laporan saksi mata, dokumen dan sebagainya (Adnan, dkk., 2005, p.5).

Peran dan fungsi jurnal ilmiah: (1) sarana komunikasi akademik antara para ilmuwan (dosen/guru), (2) penyebaran (diseminasi) hasil-hasil penelitian, (3) pengembangan budaya akademik di perguruan tinggi, (4) sebagai penukaran informasi untuk menghasilkan ide-ide baru akan ilmu pengetahuan dan teknologi. Aspek-aspek penting lainnya keberadaan jurnal di perguruan tinggi antara lain (1) dapat dijadikan sarana pelatihan menulis para dosen, (2) sebagai sumber pengetahuan baru, (3) dapat digunakan sebagai sarana perolehan angka kredit, (4) sebagai pengangkatan citra perguruan tinggi.

Pengertian Artikel Ilmiah

Artikel ilmiah (research articles) adalah tulisan yang berisi laporan sistematis mengenai hasil kajian atau hasil penelitian yang disajikan bagi masyarakat ilmiah tertentu, yang merupakan audiens khusus dengan tujuan menyampaikan hasil kajian dan kontribusi penulis artikel kepada mereka untuk dipikirkan, dikaji kembali, dan didiskusikan, baik secara lisan maupun tertulis. Yang dimaksud dengan audien khusus antara lain seperti mahasiswa, dosen, peneliti dan ilmuwan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa artikel ilmiah merupakan sebuah media komunikasi yang digunakan oleh dosen, mahasiswa, peneliti dan ilmuwan untuk menyampaikan hasil kajian ilmu atau penelitian.

Jenis-Jenis Artikel Ilmiah

Artikel yang terdapat dalam jurnal ilmiah memiliki banyak jenis, diantaranya adalah :

  • (1) artikel hasil penelitian,
  • (2) artikel non-penelitian,
  • (3) tinjauan buku (books review), dan
  • (4) obituari (obituary),
  • (5) laporan kasus,
  • (6) ceramah, dan
  • (7) editorial.

Biasanya jurnal-jurnal bidang kedokteran dan kesehatan relatif memuat hampir seluruh jenis artikel yang telah disebutkan di atas. Namun umumnya jurnal ilmiah yanga ada, biasanya memuat dua atau empat jenis yang dimaksud adalah artikel hasil penelitian, artikel non-penelitian, artikel tinjauan pustaka, dan artikel obituari.

Untuk pemahaman kita, keempat jenis artikel tersebur akan dibahas secara lebih rinci.

Artikel Hasil Penelitian

Artikel hasil penelitian (research article) adalah artikel yang diterbitkan dalam jurnal-jurnal ilmiah (Journals). Artikel jenis ini berisi pelaksanaan dan hasil penelitian. Pemuatan penulisan artikel jenis ini bertujuan untuk membuka wacana diskusi dan kemungkinan penelitian baru, sekaligus untuk mengetahui apakah teori-teori atau pandangan-pandangan yang terkait dengan masalah yang diteliti layak untuk untuk tetap diikuti atau harus ditinjau kembali.

Nama lain dari artikel hasil penelitian adalah “artikel asli,” biasanya merupakan artikel ilmiah hasil penelitian, atau dapat berupa konsep-konsep asli yang dikembangkan dari penulisan artikel-artikel ilmiah yang dipublikasikan.

Biasanya bentuk atau format penyajiannya setidaknya terdiri dari :

  • (a) judul dan nama penulis,
  • (b) abstrak,
  • (c) kata kunci,
  • (d) pendahuluan,
  • (e) metode,
  • (f) hasil,
  • (g) diskusi,
  • (h) simpulan, dan
  • (i) daftar pustaka.

Artikel Non-Penelitian

Artikel non penelitian atau sering disebut juga dengan artikel tinjauan (review papers) biasanya merupakan artikel ilmiah yang disusun berdasarkan telaah pustaka atau kajian teori.

Artikel jenis ini beragam, berisi telaah teori, konsep, prinsip, pengembangan suatu model, mendeskripsikan fakta atau fenomena tertentu, menilai suatu produk, dan lain-lain. Karena jenisnya beragam maka bentuk penyajiannya pun sangat variatif tidak seperti artikel penelitian yang memiliki bentuk baku. Artikel tinjauan biasanya ditulis oleh para pakar atas permintaan editor.

Penulisan artikel jenis ini biasanya penulis terlebih dulu mengkaji tulisan-tulisan yang relevan dengan permasalahannya, baik yang sejalan atau yang bertentangan dengan apa yang oleh penulis artikel dianggap benar (Suhadi Ibnu).

Artikel non-penelitian memiliki banyak nama, di antaranya adalah artikel tinjauan (review article) dan artikel hasil pemikiran konseptual. Disebut demikian karena artikel tinjauan berkaitan dengan tinjauan teoritikal yang cenderung berlandaskan pada argumentasi logikal (Kalijernih, 20 10, p.62). Sehingga sering dikatakan artikel hasil pemikiran (konseptual) merupakan penuangan pikiran (gayasan) penulis tentang suatu hal, yang pengembangannya mengikuti kaidah-kaidah berpikir ilmiah (logis, kritis objektif, dan sistematik).

Menurut Noguci sebagaimana dikutip Kalijernih (20 1 O), fokus penulisan artikel tinjauan, berisi sajian tentang pandangan sejarah dari bidang tertentu, mendeskripsikan pengetahuan mutakhir tentang bidang tertentu, mengusulkan sebuah model atau teori untuk menjelaskan data atau mengundang perhatian. terhadap isu-isu dalam sebuah bidang tertentu.

Telaah Buku (Books Review)

Telaah buku (books review) atau sering disebut resensi buku merupakan tinjauan analitik dan kritis atas sebuah buku yang baru diterbitkan (1-3 tahun). Telaah dimaksudkan untuk memberikan gambaran ringkas bagi calon pembaca buku yang bersangkutan. Paparan penulis telaah bersifat analitik, kritis dan jika mungkin komparatif dengan acuan buku-buku sejenis yang telah diterbitkan lebih dulu. Yang perlu diperhatikan dalam menelaah buku adalah penelaah buku harus bersifat objektif dalam mengulas kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan buku yang ditelaahnya secara proposional.

Obituari (Obituary)

Obituari (obitary) adalah artikel yang mengulas berita kematian seorang tokoh ilmuwan yang disertai biografi singkat tokoh tersebut. Tujuan pemuatan obituari adalah untuk memberikan penghormatan kepada ilmuwan yang bersangkutan atas jasa-jasa semasa hidupnya di dalam pengembangan bidang ilmu yang ditekuninya.

FORMAT ARTIKEL HASIL PENELITIAN

Telah dikemukakan bahwa umumnya jurnal ilmiah memuat empat jenis artikel, yaitu hasil penelitian, non-penelitian, tinjauan buku, dan obituari. Berikut ini akan dijelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam keempat jenis artikel tersebut.

Format Artikel Hasil Penelitian

Isi dan format artikel hasil penelitian dalam jurnal memiliki format umum yang relatif baku. Berikut ini disajikan uraian singkat tentang isi dan format atau sistematika penulisan artikel hasil penelitian yang lazim digunakan.

Judul

Dalarn membuat judul artikel, hendaknya harus memenuhi hal-hal berikut:

  • (1) informatif dan komprehensif,
  • (2) mencerminkan isi artikel,
  • (3) dapat menarik perhatian,
  • (4) memuat variabel-variabel yang diteliti atau kata-kata kunci yang menggambarkan masalah yang, diteliti.

Terkait dengan judul yang menarik, ada beberapa saran yang disampaikan Adnan (2005, p. 18), yakni (1) pilihlah kata-kata yang langsung menawarkan jawaban, atau setidaknya menyinggung masalah yang dimasa lalu belum terjawab dan masih menimbulkan kontroversi, (2) informasi yang layak diberitakan (news value). News value artikel ilmiah adalah informasi baru tentang suatu topik penting atau yang sedang hangat dibicarakan oleh media, dan (3) judul sebaiknya tidak lebih dari 12 kata jika ditulis dalam bahasa Indonesia dan 10 kata jika ditulis dalam bahasa Inggris.

Nama dan Keterangan Penulis

Pencantuman nama penulis dilakukan tanpa gelar akademik ataupun kepangkatan. Nama penulis dilengkapi dengan keterangan lembaga asal penulis yang disertai alamat lembaga, dan dilengkapi dengan emuil atau telpon untuk keperluan korespondensi. Apabila artikel ditulis oleh tim, maka penulis utama dicatumkan pada urutan pertama.

Abstrak (Abstract)

Abstrak merupakan bagian penting yang digunakan untuk menarik perhatian pembaca. Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ideide yang paling penting. Abstrak berisi ringkasan dari inti suatu artikel secara komprehensif, yang memuat uraian masalah penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian yang digunakan, dan hasil penelitian. Panjang abstrak kurang lebih 100 kata dan ditulis dalam satu paragraf. Abstrak harus ditulis dalam dwi bahasa, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

Abstrak juga dapat digunakan untuk memudahkan pembaca melakukan skimming dan scanning (Kalidjernih, 2010, p. 103).

Kata Kunci (Keywords)

Kata kunci (keywords) adalah kata atau terminologi spesifik bidang ilmu yang dibahas di dalam artikel. Kata kunci (keywords) menggambarkan ranah masalah yang diteliti dan istilah-istilah teknis yang berkaitan dengan penelitian yang dilaporkan. Kata kunci dapat diambil dari judul penelitian atau dari tubuh artikel (yang mencerminkan ranah permasalahan yang diteliti) sebanyak kurang lebih 3-5 kata. Fungsi kata kunci digunakan untukfilling and searching, pengelompokkan, dan dokumentasi.

Pendahuluan (Introduction)

Bagian pendahuluan (Introduction) umumnya memuat antara lain

  • (1) permasalahan penelitian, yang mencakup uraian masalah atau alasan penelitian (latar belakang), pernyataan logis yang mengarah ke hipotesis atau tema pokok,
  • (2) cara pendekatan atau pemecahan masalah,
  • (3) tujuan penelitian,
  • (4) hasil yang diharapkan, dan
  • (5) rangkuman kajian teoritik yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam menulis kajian teoritik, sebaiknya gunakan acuan yang mutakhir dan relevan.

Seluruh bagian pendahuluan dipaparkan secara terintegrasi dalam bentuk paragraf-paragraf, dengan panjang kurang lebih 15-20% dari panjang keseluruhan artikel.

Metode (Method)

Bagian ini memuat bagaimana penelitian dilakukan. Bagian ini memuat unsur-unsur antara lain: (1) rancangan atau desain penelitian, (2) sasaran penelitian (populasi dan sampel atau subjek penelitian), (3) pengembangan instrumen dan teknik pengumpulan data, dan (4) teknik analisis data. Format sub-sub bagian ditulis dalam format esai dan seminimal mungkin menggunakan format enumeratif.

Hasil (Result)

Hasil Penelitian atau biasa ditulis “Hasil” saja, merupakan bagian utama dari penulisan artikel penelitian. Bagian ini memuat hasil analisis data. Hasil penelitian tidak memuat pengujian hipotesis dan penggunaan statistik. Penyampaian hasil penelitian dapat dibantu dengan penggunaan tabel dan grafik. Grafik dan tabel harus dibahas dalam tubuh artikel tetapi tidak dengan cara pembahasan yang mendetil satu-persatu. Jika penyajiannya relatif panjang, hasil, dapat dibagi ke dalam sejumlah sub-sub bagian. Panjang paparan hasil kurang lebih 40-60% dari panjang artikel.

Pembahasan (Discussion)

Bagian pembahasan merupakan bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Bagian ini berisi ulasan atau pemaknaan hasil dan pembandingan dengan teori danfatau hasil penelitian sejenis. Pembahasan memuat jawaban-jawan pertanyaan penelitian dan menunjukkan bagaimana temuan-temuan tersebut diperoleh, menginterpretasikan temuan, mengaitkan temuan penelitian dengan struktur pengetahuan yang telah mapan, dan memunculkan teori-teori baru atau modifikasi dari teori yang telah ada. Pembahasan menjadi lebih penting artinya apabila temuan penelitian berbeda dengan teori-teori yang selama ini diakui kebenarannya. Bagian ini memuat kurang lebih 50%-70% panjang artikel.

Simpulan dan Saran

Simpulan menyajikan ringkasan dan penegasan penulis mengenai temuan hasil penelitian yang berupa jawaban atas pertanyaan penelitian atau esensi dari hasil penelitian dan pembahasan.

Sedangkan saran hendaknya dikembangkan berdasarkan temuan penelitian. Saran dapat mengacu kepada tindakan praktis, pengembangan teori baru, dan penelitian lanjutan. Simpulan maupun saran disajikan dalam bentuk paragraf bukan dalam bentuk numerikal.

Daftar Rujukan

Daftar rujukan ‘atau sering disebut juga dengan daftar pustaka ditulis dengan menggunakan pedoman umum yang berlaku bagi penulis artikel. Ada sejumlah pedoman yang hams ditaati dalam membuat dafiar rujukan:

  • (1) hanya yang benar-benar dirujuk di dalam artikel yang boleh dicantumkan di dalarn daftar rujukan dan
  • (2) semua yang dirujuk dalam artikel harus tercantum di dalam dafiar rujukkan.

Untuk memahami lebih lanjut tentang artikel hasil penelitian dapat melihat sejumlah contoh jurnal yang telah terakreditasi.

Format Artikel Non-Penelitian

Isi dan format penulisan artikel non-penelitian, walau pun memiliki sejumlah unsur-unsur yang relatif sarna dengan artikel hasil penelitian, secara substansial memiliki perbedaan. Pada artikel non-penelitian tidak memiliki unsur-unsur metode, hasil, dan pembahasan, seperti yang terdapat pada isi dan format artikel hasil penelitian. Sebaliknya unsur-unsur tersebut diganti dengan bahasan utarna atau bahasan inti berupa sub-sub judul yang disesuaikan dengan subtopik yang sedang dibicarakan atau argumentasi yang sedang dikembangkan oleh penulisnya (Adnan, dkk., 2005, p.71). Umumnya isi berupa kupasan, analisis, argumentasi dan pendirian penulis mengenai masalah yang,dibicarakan.

Sedangkan unsur-unsur lain seperti judul, nama penulis, keterangan penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, simpulan, dan lain-lain, sama dengan artikel hasil penelitian. Namun demikian terdapat perbedaan di dalam isinya.

Berikut penjelasan isi dan format penulisan artikel non-penelitian atau artikel hasil pemikiran.

  1. Judul (forrnatnya sama dengan forrnat artikel hasil penelitian).
  2. Nama penulis (formatnya sama dengan format artikel hasil penelitian).
  3. Abstrak (formatnya sama dengan format artikel hasil peneli tian).
  4. Kata kunci (formatnya sama dengan format artikel hasil penelitian).
  5. Pendahuluan berisi uraian yang mengantarkan pembaca kepada topik utama yang akan dibahas.
  6. Bagian inti. Bagian ini terdiri dari sejumlah sub-judul yang disesuaikan dengan topik bahasan.
  7. Penutup atau simpulan. Merupakan sub-judul bagian akhir dari suatu artikel non-penelitian. Isinya berupa catatan akhir atau yang sejenisnya.
  8. Daftar Rujukan (formatnya sama dengan format artikel hasil penelitian).

Format Tinjauan Buku

Untuk format tinjauan buku (book reviewer) tidak memiliki format baku, namun demikian isi dari tinjauan buku, umumnya memuat antara lain:

  1. Bagian Pendahuluan. Umumnya memuat data buku meliputi judul buku, nama penulis, penerbit, cetakan dan tahun terbit, serta keterangan tebal dan jumlah halaman.
  2. Bagian Pengenalan. Umumnya berisi pengantar pengenalan kepada pembaca berupa informasi tentang isi buku. Lalu diikuti oleh ikhtisar singkat dari isi buku yang sedang di review, dengan cara mencatat sejumlah gagasan pokok dari buku tersebut.
  3. Bagian Penilaian. Upaya melalukan evaluasi terhadap isi buku secara komprehensif, disertai dengan penjelasan tentang kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut.
  4. Bagian Akhir. Memuat sejumlah kesimpulan serta rekomendasi buku tersebut kepada orang lain tentang buku tersebut.

Format Obituari

Sama halnya dengan format artikel tinjauan pustaka, format artikel obituari dalam jurnal umumnya juga tidak baku. Komponen atau unsur-unsur yang terdapat dalam artikel obituari umumnya berisi antara lain:

  1. Memuat biografi singkat hidup tokoh yang baru saja meninggal
  2. Memuat karier akademik dengan memuat sejumlah karya-karya yang menonjol di bidangnya. Disertai cuplikan-cuplikan dari karyanya yang dipandang memberikan kontribusi besar di bidangnya.
  3. Memuat sejumlah penghargaan akademik yang diperoleh disertai komentar-komentar sahabat atau kolega dalam bidangnya.
  4. Untuk melengkapi data si tokoh, biasanya juga disertai riwayat pendidikan dan sejumlah penghargaan yang diterimanya.

KAIDAH-KAIDAH PENULISAN ARTIKEL ILMIAH

Ada sejumlah kaidah yang bersifat universal yang perlu diperhatikan dalam penulisah artikel ilmiah, baik yang bersifat hasil penelitian maupun non-penelitian. Kaidah-kaidah yang dimaksud meliputi :

  • (1) penggunaan bahasa baku,
  • (2) sistematika penulisan,
  • (3) aturan merujuk,
  • (4) aturan penyajian tabel dan gambar, dan
  • (5) aturan menulis daftar rujukan.

Penggunaan Bahasa Baku

Penggunaan bahasa baku yang baik dan benar merupakan hal yang lazim dalam penulisan artikel di jurnal ilmiah. Pengyunaan bahasa yang baik terkait dengan penggunaan ragam bahasa ilmiah, misalnya, berpola argumentasi atau akademis. Sedangkan penggunaan bahasa yang benar berkaitan dengan norma ketatabahasaan yang digunakan dalam penulisan.

Ragam bahasa ilmiah, menurut Basuki (2006, p. 80), merupakan perpaduan ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah. Ragam bahasa tulis memiliki ciri-ciri sebagai berikut (1) kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat, (2) pembentukan kata dilakukan secara sempurna, (3) kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap, dan (4) paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu (kohesif dan koheren). Selain itu, hubungan antara gagasan terlihat jelas, rapi, dan sistematis.

Ragam bahasa ilmiah memiliki sejumlah ciri, yaitu logis, lugas, jelas, formal, objektif, konsisten, dan bertolak dari gagasan. Logis, artinya bahasa ilmiah itu mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir. Bahasa yang logis mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat dan seksama sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca. Lugas, artinya bahasa ilmiah itu dari aspek pengungkapannya tidak berrnakna ganda, sehingga terhindar dari kesalahan penafsiran. Untuk itu bahasa-bahasa figuratif perlu dihindari, karena tidak lugas. Jelas, berkaitan dengan kejelasan gagasan. Gagasan yang disampaikan mudah dipahami karena disampaikan dalam kalimat-kalimat pendek, oleh karena itu disarankan hindari penggunaan kalimat-kalimat panjang. Formal, berkaitan dengan penggunaan bahasa baku bukan menggunakan bahasa informal. Objektif artinya menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak pengembangan kalimat dan menggunakan kata dan struktur kalimat yang mampu menyampaikan gagasan secara objektif. Konsisten, berkaitan dengan penggunaan aspek-aspek kebahasaan dan ejaan sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan. Bertolak dari g 1 penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal-ha1 yang diun )ads penulis. Akibatnya, pilihan kalimat yang lebih cocok adalan Kalimar pasiI, sehingga kalimat aktif dengan penulis sebagai pelaku perlu dihindari (Basuki, 2006, p.84-88).

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan berkaitan dengan sistematika penjenjangan atau peringkat judul dan sub-sub judul dengan menggunakan jenis-jenis ukuran yang berbeda. Secara umum sistematika penulisan artikel untuk jurnal ilmiah, apabila terdiri dari empat jenjang, ditulis sebagai berikut:

  1. Jenjang pertama (untuk judul bab), ditulis dengan huruf BOLD KAPITAL, diletakkan di tengah,
  2. jenjang kedua (subjudul I), ditulis dengan huruf BOLD KAPITAL di pinggir,
  3. jenjang ketiga (subjudul2), ditulis dengan huruf bold tidak kapital di pinggir, dan
  4. jenjang keempat (sunbjudul 3), ditulis dengan huruf bold italic dipinggir.

Perujukan dan Pengutipan

Dalam konvensi penulisan artikel ilmiah, terdapat tata cara menulis dan kutipan secara konsisten mengikuti salah satu dari beberapa gaya selingkung (Style) tertentu. Berikut, disajikan secara ringkas tata cara perujukan dan pengutipan.

Perujukan

Sebagaimana yang umum dipakai dalam penulisan artikel ilmiah, ada tiga cara dalam melakukan rujukan, yaitu menggunakan catatan kaki (foot note), catatan akhir (end note), dan perujukan dengan menggunakan tanda kurung atau yang sering disebut parenthetical citation/body note yang terintegrasi dalam teks. Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir, tahun, dan nomor halaman di antara tanda kurung. Namun juga perlu diperhatikan tanda baca karena kadang kala ada perujukan tertentu mengharuskan menempatkan tanda koma setelah nama dan tahun serta tanda (.) sebelum halaman, misalnya, (Lindner, 201 1, p.41). Penulisan rujukan ini didasarkan pada APA Style (American Pscychological Association).

Pengutipan

Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengutipan sumber informasi atau gagasan penulis, peneliti atau para ahli lain. Pengutipan tersebut dapat dilakukan dengan kutipan langsung (direct quotation), kutipan tidak langsung (indirect quotation), parafrasa (paraphrasing;), dan rangkuman (summary).

Penyajian Ilustrasi (Tabel dan Gambar)

Seringkali artikel jurnal dilengkap dengan ilustrasi. Ilustrasi merupakan suatu bentuk penyajian informasi dalam bentuk tabel dan gambar. Gambar mengacu kepada grafik, foto, diagram alir flow chart), bagan, peta, dan gambar lainnya. Gambar tidak harus dimaksudkan untuk membangun deskripsi, tetapi dimaksudkan untuk menekankan hubungan tertentu yang signifikan (Mukhadis, 2006, p.60).

Adanya ilustrasi, infonnasi dapat disajikan lebih efektif untuk menjelaskan hubungan antar peubah dan penggunaan kalimat yang terlalu panjang dapat dihindari sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan lebih mudah (Gunawan, et. al., 2004, p.67).

Tabel

Penggunaan tabel dalam jurnal dipandang sebagai salah satu cara sistematis untuk menyajikan data statistik dalam sejumlah kolom dan lajur sesuai dengan klasifikasi masalah. Dengan menggunakan tabel, pembaca akan dapat memahami dan menafsirkan data secara cepat dan mudah dalam mencari hubungan-hubungannya (Mukhadis, 2006, p. 58).

Tabel terdiri atas lima bagian utama, yaitu judul tabel, kepala baris, kepala kolom, medan informasi, dan catatan kaki tabel. Garis pemisah yang penting hanya tiga, arahnya mendatar, dan garus bantu selebihnya hrus dibuat seperlunya saja (Gunawan, et. al., 2004, p. 67).

Berikut ini sejumlah kaidah yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tabel untuk jurnal: (1) tabel harus sederhana dan dipusatkan pada beberapa ide. Artinya hindari memasukkan terlalu banyak dalam dalam suatu tabel; (2) Tabel yang baik hams dapat menyampaikan ide dan hubungan-hubungannya dalam tulisan secara efektif; (3) tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan nama tabel) yang ditempatkan di atas tabel; (4) Tabel yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan mengenai sumber aslinya (Mukhadis, 2006, p.59).

Garnbar

Gambar meliputi grafik, diagram alir flow chart), foto, dan lain-lain. Grafik terdiri dari tiga jenis, yaitu (1) grafik dalam bentuk histogram yang biasanya digunakan untuk membandingkan hasil atau nilai, ditampilkan berupa histogram vertikal atau horizontal, (2) grafik dalam bentuk diagram lingkar (pie chart) digunakan apabila pengarang tidak begitu mementingkan besaran komponen secara tepat, tetapi lebih mementingkan hubungan berbagai komponen dan komposisinya; dan (3) grafik garis yang digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara dua peubah, yaitu peubah takbebas di sumbu Y dan peubah bebas di sumbu X.

Diagram alir @ow chart) digunakan untuk menunjukkan tahapan kegiatan atau hubungan sebab akibat suatu aktivitas atau keterkaitan antara satu kegiatan atau proses dengan proses lainnya (analisis sistem) (Gunawan, et. al., 2004, p. 69).

Foto digunakan untuk memberikan gambaran yang konkret kepada pembaca tentang proses yang berlangsung, keadaan di lapangan, dan lain sebagainya. Hal yang perlu dihindari adalah penggunaan foto jangan terlalu banyak sehingga mengesankan tulisan Anda seperti album (Gunawan, et. al., 2004, p. 69).

Penyajian gambar dalam karya ilmiah perlu dipertimbangkan dengan memperhatikan relevansinya dengan topik penelitian yang dilakukan. Penyajian gambar dilakukan apabila tidak bisa menggunakan tabel. Artinya penggunaan gambar bukan pengulangan dari tabel. Penggunaan gambar dilakukan apabila mampu menampilkan konsep yang sulit dijelaskan dengan rangkaian kata (Gunawan, et. al., 2004, p. 68).

Berikut sejumlah pedoman yang disarankan Mukhadis (2006) dalam penyajian gambar.

  1. Judul gambar diletakkan di bawah gambar
  2. Gambar hams sederhana untuk dapat menyampaikan ide dengan jelas dan dapat dipahami tanpa hams disertai penjelasan tekstual
  3. Gambar harus digunakan dengan hemat. Terlalu banyak gambar dapat mengurangi nilai penyajian data.
  4. Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus ditempatkan pada halaman tersendiri
  5. Penyebutan adanya gambar seharusnya mendahalui gambar
  6. Gambar diacu dengan menggunakan nomor gamar (angka), bukan dengan menggunakan kata gambar di atas atau gambar di bawah
  7. Gambar dinomori dengan menggunakan angka Arab seperti pada penomoran tabel.

Hal lain yang’ perlu diperhatikan dalam penyajian tabel dan gambar: (1) keterangan merupakan frase (bukan kalimat) pernyataan tentang tabel dan garnbar secara ringkas, (2) keterangan memberikan informasi singkat yang dapat dipahami oleh pem-baca tanpa harus membaca tubuh tulisan, (3) keterangan menyatakan kunci-kunci informasi saja, dan (4) keterangan merupakan frase yang berdiri sendiri dan dapat menerangkan arti tabel atau gambar (Gunawan, et, al., 2004).

Cara Membuat Daftar Pustaka

Daftar pustaka atau daftar rujukan merupakan daftar berisi antara lain: buku, makalah, artikel dalam jurnal, atau bahan lainnya, yang dikutip dalam tulisan ilmiah. Pemuatan daftar pustaka diurut secara alfabetis dan kronologis serta disusun dengan tata cara tertentu. Dalam membuat daftar pustaka disarankan penulis mencari sumber acuan dari rujukan primer dari buku, jurnal, atau tulisan asli lainya, meskipun dibolehkan juga mengutip kutipan bukan sumber primer dengan catatan memang buku, jurnal, atau sumber aslinya sudah tidak dapat ditemukan. Misalnya, penulis ingin mengutip pendapat tentang difinisi grammar yang disampaikan oleh Chomsky yang diterbitkan tahun 1956. Kebetulan pendapat Chomsky telah dikutip oleh Lion dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1998. Karena penulis tidak dapat menemukan buku Chomsky, maka penulis dibolehkan mengutip pendapat chomsky yang telah dikutip oleh Lion. Dengan demikian tata cara penulisan parenthetical citatiodbody note hams mengkitu aturan tertentu, misal (Chomsky, dalam Lion, 1998, p. 12).Format APA

Dalam penulisan daftar pustaka secara umum, diawali dengan nama belakang penulis, nama depan, tahun, judul buku, kota penerbitan, dan nama penerbit. Namun demikian sebaiknya tanda baca (punctuation marks) seperti tanda titik, koma, braket dll, hams juga diperhatikan.

Format Chigago

Format Chicago, yang juga sering disebut Turabian, biasanya digunakan untuk menulis rujukan ilmu-ilmu humaniora (humanities).

PLAGIARISME

Pengertian Plagiarisme

Kata plagiarisme berasal dari kata Latin plagiarius yang berarti merampok, membajak. Plagiarisme merupakan tindakan pencurian atau’kebohongan intelektual (Sastroasmoro, 2005). Dalam bahasa awam plagiarisme diartikan sebagai “menjiplak atau menyadur suatu karya ilmiah orang lain dan menjadikannya seolah-olah sebagai suatu hasil karyanya
sendiri” (Ery Wijaya, 20 10).

Banyak definisi tentang plagiarisme, namun intinya, menurut Sastroasmoro (2005), plagiarisme adalah penggunaan ide, pikiran, data, kalimat orang lain seolah-olah sebagai miliknya tanpa menyebutkan sumbernya.

Menurut Marshall dan Rowland (1998) secara garis besar plagiarisme dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu plagiarisme yang dilakukan dengan sengaja (deliberate) dan plagiarisme yang dilakukan tanpa sengaja (accidental). Plagiarisme yang dilakukan dengan sengaja dilakukan oleh seseorang untuk membajak karya ilmiah orang lain, tanpa meminta izin terlebih dulu. Sedangkan plagiarisme yang dilakukan tanpa sengaja lebih disebabkan karena ketidaktahuan si penulis tentang kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah dan tentang tata cara atau etika menulis artikel ilmiah atau mungkin ;i penulis artikel tidak memiliki akses ke kepustakaan yang diperlukar jebut (Suganda, 2006, p. 162).

Sedangkan Sastroasmoro (2005) lebih rinci lagi membagi plagiarisme ke dalarn empat jenis yaitu: (1) Plagiarisme berdasarkan aspek yang dicuri, meliputi (a) plagiarisme ide, (b) plagiarisme isi (data penelitian), (c) plagiarisme kata, kalimat, paragraf, dan (d) plagiarisme total; (2) Klasifikasi berdasarkan sengaja atau tidaknya plagiarisme, meputi (a) plagiarisme yang disengaja, dan (b) plagiarisme yang tidak disengaja; (3) Klasifikasi berdasarkan proporsi atau persentasi kata, kalimat, dan paragraf yang dibajak. Ada tiga klasifikasi berdasarkan proporsi, yaitu (a) plagiarisme ringan (<30%), (b) plagiarisme sedang (30-70%), dan (c) plagiarisme berat atau total (>70%); dan (4) Berdasarkan pada vola vlagiarisme, meliputi (a) plagiarisme kata demi kata, dan (b) plagiarisme r penyalinan dilakukan kata demi kata, namun diselang-seling, tanpa menyebut sumber rujukan).

Menurut Christofferson plagiarisme dapat dikenali melalui sejumlah ciri, antara lain: adanya inkonsistensi dalam format penulisan, kualitas dan isi tulisan yang berubah-ubah (Suganda, 2006).

Mengapa Orang Melakukan Plagiarisme

Ada banyak alasan mengapa orang melakukan plagiarisme, di antaranya adalah (1) perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memudahkan orang melakukan plagiarisme, (2) budaya jalan pintas. Untuk mengurus kepangkatan orang tergoda untuk melakukan plagiarisme, (3) dalam lembagalembaga tertentu tidak dilakukan sanksi orang melakukan plagiarisme, sehingga orang melakukan plagiarisme tanpa rasa bersalah, dan (4) rendahnya pemahaman budaya akademik.

Sedangkan menurut Suganda (2006) terjadinya praktik plagiarisme disebabkan antara lain (1) kurangnya pelatihan atau sosialisasi yang mengakibatkan orang tidak tahu tentang tata cara menulis yang baik dan taat azas, (2) kurangnya akses kepada sumber kepustakaan, (3) rendahnya apresiasi atau rasa hormat kepada sesama penulis, dan (4) rendahnya atau tidak adanya sanksi bagi seorang plagiat.

Bagaimana Mencegah Plagiarisme

Praktik-praktik plagiarisme perlu diberantas sebab kalau dibiarkan dapat membahayakan dan merugikan dunia akademik. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan.

Untuk mencegah praktik plagiarisme ada sejumlah saran yang disampaikan oleh Sastroasmoro (2005), yaitu: (1) bila menggunakan ide orang lain sebutkan sumbernya, (2) bila menggunakan kata atau kalimat orang lain sebutkan sumbernya, (3) hindari pemuatan ulang artikel yang sama pada publikasi yang berbeda.

Saran yang dikemukakan oleh Tarkus Suganda dalam menhindari plagiarisme adalah “seseorang haruslah terlebih dulu memahami apa yang dimaksud dengan plagiarisme, bagaimana tata cara penulisan yang dapat dikategorikan sebagai tindakan plagiarisme, dan bagaimana cara-cara menghindarinya. ‘

Dalam rangka menghindari plagiarisme, berikut sejumlah saran-saran yang dikemukakan oleh Suganda (2006), yaitu (1) diwajibkan bagi setiap penulis untuk selalu menyertakan kepustakaan di dalam setiap tulisannya untuk menunjukkan orang yang jujur dan hormat kepada sejawat yang kepustakaannya dirujuk; (2) terampil melakukan parafrase, yakni menulis suatu pendapat orang lain dengan menggunakan kalimat sendiri yang berbeda dengan aslinya tetapi isi tulisan tetap sama dengan aslinya; (3) membuat kutipan langsung yang diikuti dengan pendapat sendiri sebagai upaya penegasan. Kutipan langsung urnumnya yang ditandai oleh adanya “kutipan” (“…”) yang ditempatkan di awal dan di akhir kalimat yang dikutip.

Berikut ini ada sejumlah langkah-langkah membuat parafrase sebagaimana dikemukakan oleh Purdue University Online Writing Laboratorium (dalam Suganda): (1) bacaiah berulang kali tulisan orang lain yang ingin kita parafrasekan sampai kita dapat menangkap maknanya, (2) identifikasi dan catat kata-kata kunci dari tulisan tersebut, (3) buat ulang makna dari tulisan tersebut dengan kata dan gaya bahasa sendiri, (4) bandingkan tulisan Anda dengan sumber aslinya, (5) catat rujukan aslinya untuk digunakan dalam kepustakaan artikel kita.

Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah praktik plagiarisme dilingkungan mahasiswa antara lain (1) menumbuhkan integritas pada diri mahasiswa, sehingga senantiassa bisa menjaga dan membentengi diri dari perguratan copy paste; (2) meningkatkan fugsi dan peranan pembimbing penelitian; dan (3) menggunakan software anti plagiarisme (Ery Wijaya, 201 0).

Menurut Ery Wijaya software anti plagiarisme telah banyak digunakan oleh sejumlah perguruan tinggi terkemuka. Menurutnya software ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya plagiarisme karena mampu mendeteksi plagiarisme dalam karya ilmiah. Software yang dimaksud adalah TURNITIN dan VIPER. Software TURNITIN memiliki kemampuan yang relatif lebih baik dibandingkan VIPER oleh sebab itu harga software ini sangat mahal. Sedangkan software kedua (VIPER) dapat diunduh secara gratis melalui internet VIPER (http:Nwww. Scanmyessay.com).

Sanksi Terhadap Plagiarisme

Tindakan plagiarisme dalam dunia akademik dipandang oleh banyak kalangan sebagai sebuah tindakan tidak terpuji, karena sangat merugikan orang lain yang ide dan pikirannya diarnbil tanpa menyebut sumber aslinya. Oleh karena itu bagi mereka yang terkena kasus plagiarisme umumnya akan diberi sanksi dari yang berbentuk sanksi peringatan, apabila orang tersebut :erkena kasus plagiarisme ringan, hingga sanksi pemecatan, sebagai bentuk pelanggaran plagiarisme berat.

Untuk mencegah maraknya praktik plagiarisme maka setiap lembaga Derguruan tinggi disarankan memiliki aturan yang jelas untuk sivitas akademika dalam memagari pelanggaran-pelanggaran plagiarisme.

Penutup

Menulis itu mudah yuk mulai menulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *